teknik bernyanyi

Sebagai pendahuluan, kamu harus bisa teknik dasar, setelah itu, baru apa yang banyak orang dahulukan tetapi salah, yaitu penghayatan. Jika lagu dinyanyikan dengan penuh penghayatan, tetapi tidak dengan teknik, maka akan sama dengan coretan acak yang orang sebut abstrak, padahal, pelukis abstrak yang benar, harus bisa dasar-dasar melukis.

Selanjutnya, kamu harus melatih pembentukan vokal yang benar sehingga tidak cempreng/pipih. Pembentukan vokal itu, dasar banget dan paling mudah. Pembentukan vokal juga mempengaruhi bagaimana kamu akan bernyanyi, apakah klasikal, pop, atau yang lain, misalnya jika klasik, kamu harus mengucapkannya dengan tegas dan serius (ini sebab bernyanyi dengan vokal seperti ini disebut sebagai bernyanyi seriousa), misalnya juga pop, harus lebih santai dan cenderung lebih pipih ("lebih pipih" bukan berarti "cempreng", seperti halnya "lebih miskin" bukan berarti "miskin"). Untuk klasik, kamu bisa berpatok pada Josh Groban, dengarkan jika ia bernyanyi dengan vokal klasik pada lagu "Mai" atau "Un dia l'legara", itu akan terasa cocok karena lagunya juga klasikal, tetapi dengar juga lagunya yang berjudul "Machine", tuh lagu R&B, tapi pake vokal klasik, yah..ada yang suka, ada yang tidak. Pada pop, kamu bisa berpatok pada band-band jaman sekarang, tetapi saya lebih menyarankan kamu untuk bereferensi pada penyanyi solo seperti Glen Fredly atau Rio Febrian, karena tidak semua vokalis band memadai dalam teknik vokal.

Yang ketiga adalah resonator, hal yang paling berkorelasi dengan pembentukan vokal. Resonator/penggaung adalah titik tembak suara, kalau nada rendah, pilih resonantor bawah (dada), tengah dengan tengah(leher), dan tinggi dengan tinggi(kepala), maksudnya bukan dada, leher dan kepala digetarkan, tetapi seolah-olah tembakkan suaramu ke arah tadi sesuai bidangnya. Khusus untuk nada tinggi, ada 2 jenis suara yang ditimbulkan, yaitu suara kepala (kopstem), yang biasa dimiliki oleh wanita(Mariah carey pada "againts all odds") dan suara palsu(Falsetto), yang biasa dimiliki pria (josh groban pada lagu "february song" kentara sekali),walaupun secara kasuistik, ada pria yang bisa kopstem (misal Candil seurieus) dan ada pula wanita yang bisa falsetto dengan baik (misal Rossa, itu kenapa bahkan wanita sopran pun sulit menyaingi Rossa, Ya! Rossa bisa teknik falsetto dengan baik)

Yang keempat, kamu mulai melatih nafas. ada 4 jenis nafas, dada, bahu, perut, dan yang paling disarankan adalah Diafragmatic Breathing. 4 jenis itu, didasarkan kepada bagian mana yang berkembang ketika kamu mengambil nafas. Diafragma yang baik adalah yang dapat dikendalikan, kamu harus bisa menahan diafragma yang letak kembangkempisannya di perut bagian atas itu agar tidak cepat mengempis (hal ini sangat sulit, bahkan saya pun masih belum sempurna)

selanjutnya, kamu hanya tinggal tingkatkan apa yang kamu miliki dengan teknik dasar tadi, misalnya untuk menambah ambitus/rentang suaramu, latih diafragma dan resonatormu, atau ornamen seperti cengkok dan perubahan warna suara(timbre), dll. Khusus untuk masalah penghayatan, ini SULIT! karena tidak ada teori yang pasti mengenai hal ini, jalani aja!.

klo masih kurang jelas, take a course! murah koq, aku dulu di purwacaraka Malang, cuma 200-an, gurunya juga cukup kompeten, nah nanti klo udah lumayan, baru ganti ke yang mahal-mahal seperti Chaterine Leimena, ato Ubit, klo kamu ada di jakarta, Lucky you!, enak di sekolah musik punyanya sapa tuh? Elfa Secioria (aku nulisnya benar ga ya?) ? soalnya dulu temenku langsung diajarin sama Lita Zein, Lumayan tuh, patut dicoba. Klo kamu di Malang, coba Purwacaraka atau Narwastu.

oh ya! kamu harus tentukan kamu mau masuk jenis musik apa! harus konsisten dan terfokus, klo dobel sich masih ga masalah, tapi klo banyak... wadaw, ntar bisa nyanyi klasik pake teknik dangdut, gawat bukan??!! FOKUS (kaya acara berita ya??)!!

1 komentar:

  ILUQ NURUZZAM@N

2 Juli 2008 pukul 08.08

bagus bgt!!!!!!!!!!